JARIJAMBI.COM, TANJAB BARAT – Ramainya simpang siur informasi dugaan pengeroyokan yang terjadi di lingkungan kampus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal di anggap tidak berimbang.
M Anjas Gunawan, yang namanya di catut sebagai terlapor ke pihak berwajib merasa, apa yang diberitakan oleh beberapa media online dan cetak tidak mencerminkan seperti apa kejadian sesungguhnya. Anjas menjelaskan bahwa didalam demokrasi kampus, Anjas mengaku tidak pernah diajarkan budaya saling menjatuhkan.
Saat dikonfirmasi, Kamis, (13/10/2022) Anjas juga merasa heran. Mengapa namanya dan kawan-kawan bisa dilaporkan, sementara pada saat kejadian dirinya jelas sedang berada diposisi mana (red, sambil memperlihatkan bukti video saat kejadian).
“Ini bang Vidio pas kejadian, nah didalam Vidio ini kan jelas posisi kami dimana. Dan kawan-kawan saya yang dilaporkan juga jelas didalam Vidio ini posisinya lagi ngapain,” jelas Anjas.
“Kami juga di kampus tidak pernah diajarkan oleh Dosen untuk saling menjatuhkan satu sama lain, justru persatuan dan kesatuan yang harus kita junjung tinggi, adapun perbedaan yang ada harus kita maknai dengan lapang dada” Tambah anjas.
Menanggapi pemberitaan terkait adanya dugaan pengeroyokan, Anjas juga menampik hal tersebut. Sebab, jelasnya pada saat itu kejadiannya murni spontanitas masa, karena adanya propokasi yang menimbulkan reaksi masa.
“Dak Ade bang pengeroyokan tu. Cuman dorong-dorongan biase, dak sampai ade aksi pengeroyokan, sebab kawan-kawan keamanan dari menwa sempat melerai. Kalau pun memang dikeroyok, pasti korban babak belur. Sementara hasil visum hanya luka ringan,” tambah Anjas
Saat ditanya, apa kepentingan dirinya berada di lokasi, Anjas menjelaskan bahwa, dirinya memiliki legalitas sebagai pemilih yang di utus oleh HMPS dan Prodi untuk menjadi delegasi pada pemilihan Presiden Mahasiswa tersebut.
Mengetahui dirinya menjadi salah satu terlapor, Anjas pun menanggapi bahwa, dirinya dan terlapor lain selalu koperatif terhadap petugas yang ingin meminta keterangan.
“Ade kemaren Hari Jum’at (7/10), kami dipanggil secara resmi oleh pihak kepolisian untuk dimintai klarifikasi. Dan kami juga sudah memberikan keterangan, macam mane kejadian seberanye,” kata Anjas.
Bahkan, sebelum diminta klarifikasi oleh kepolisian dirinya juga sudah memberikan penjelasan kepada Rektor, dan Wakil ketua III bidang kemahasiswaan STAI An-Nadwah Kuala Tungkal terkait persoalan dirinya dan kawan-kawan dilaporkan ke kepolisian atas dugaan pengeroyokan.
Di ceritakan Anjas, pada saat dipanggil pihak Rektorat. Yang saat itu bertujuan untuk menyelesaikan permasalah secara kekeluargaan, agar tidak sampai melibatkan pihak luar. Di akui Anjas, mediasi pihak kampus pada hari Sabtu (01/10) sempat ditunda dari jadwal awal pukul 09.00 menjadi pukul 15.00 atas permintaan pihak yang diduga melaporkan dirinya ke kepolisian dengan inisial LA.
Namun kata Anjas, pada saat jadwal yang sudah disepakati, saudara LA tidak juga hadir, malah saat di hubungi via handphone oleh pihak rektorat mendadak diluar jangkauan sehingga upaya mediasi saat itu pun kembali ditunda.
“Pas jam tiga, kami datang lagi kekampus. Pas pak Heru, sama pak Sugeng waktu itu ngubungi yang bersangkutan dak aktif nomornye,” jelasnya.
Masih dalam cerita Anjas, upaya mediasi secara kekeluargaan tidak berhenti begitu saja. Sampai akhirnya pihak Rektorat yaitu Rektor dan Waka III berinisiatif mendatangi rumah LA di parit Tomo bersama dirinya dan kawan-kawan yang hari ini namanya dicatut sebagai terlapor.
“Kami sudah dua kali bang kerumahnye, pertama sama pihak kampus. Yang kedua kemaren sama kuasa Hukum kami, tapi respon pihak keluarga sepertinya juga tidak mengindahkan upaya damai,” pungkasnya. (*Med)