Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Suara Pendidikan Islam dari Ranah Minang ke Seantero Nusantara
Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd
Pendahuluan
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), yang didirikan pada tanggal 4 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatera Barat, merupakan salah satu organisasi keagamaan dan pendidikan tertua di Indonesia. Berawal dari gerakan reformasi pendidikan Islam di Ranah Minang, Perti lahir dari keinginan para ulama untuk menyelaraskan kurikulum tradisional (Surau) dengan kebutuhan modern tanpa meninggalkan tradisi keilmuan Islam yang autentik (Noer, 1990).
Jaringan keulamaan yang kuat dan fokus pada pendidikan menjadikannya pilar penting dalam mencetak kader bangsa dan menjaga moralitas umat. Evolusi Perti dari sebuah lembaga pendidikan menjadi organisasi massa (ormas) dan partai politik (sebelum kembali menjadi ormas) mencerminkan adaptasinya terhadap dinamika sosial, politik, dan keagamaan di Nusantara. Paper ini akan mengulas peran Perti dalam dinamika perjuangan bangsa, kontribusinya dalam tiga pilar utamanya (pendidikan, dakwah, sosial-ekonomi), menyoroti ulama-ulama ternama, dan melihat relevansinya sebagai harapan umat dan bangsa di masa kini.
Perti dan Dinamika Perjuangan Bangsa
Perti tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, tetapi juga terlibat aktif dalam arena politik dan perjuangan kemerdekaan. Dalam masa kolonial, Perti berperan ganda: sebagai benteng pertahanan kultural melalui sekolah-sekolah dan sebagai wadah perlawanan non-fisik terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang diskriminatif terhadap pendidikan pribumi dan Islam (Steenbrink, 1994).
Para ulama Perti menggunakan mimbar dakwah dan jaringan madrasah untuk menanamkan rasa kebangsaan dan menolak penjajahan. Setelah kemerdekaan, Perti berpartisipasi dalam perumusan dasar negara dan sempat bertransformasi menjadi partai politik (Partai Tarbiyah Islamiyah) pada tahun 1945, menunjukkan komitmennya dalam membangun struktur negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila (Azra, 1999). Keterlibatan ini menempatkan Perti sebagai aktor kunci dalam pembangunan politik, menunjukkan bahwa suara pendidikan Islam dari Ranah Minang memiliki dampak nasional.
Perti: Organisasi Kemasyarakatan Pendidikan, Dakwah, dan Sosial-Ekonomi
Sebagai organisasi kemasyarakatan, Perti berfokus pada tiga pilar utama:
Pendidikan: Ini adalah ruh utama Perti. Melalui Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI), Perti telah menyebar ke seluruh pelosok negeri, khususnya di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kurikulum MTI menyeimbangkan ilmu agama (fikih, tasawuf, tafsir) dengan ilmu umum, menciptakan ulama yang mutafaqqih fiddin sekaligus sadar akan tantangan zaman. Model pendidikan ini melahirkan lulusan yang mampu beradaptasi, mengisi ruang-ruang birokrasi, dan tetap setia pada nilai-nilai keislaman (Dhofier, 1982).
Dakwah: Jaringan ulama Perti menjadi corong dakwah Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat, menjunjung tinggi toleransi (tasamuh) dan keseimbangan (tawazun). Mereka berdakwah dengan pendekatan kultural yang diterima masyarakat, menjadikannya penyejuk dalam keberagaman.
Sosial-Ekonomi: Perti juga bergerak di sektor sosial-ekonomi melalui koperasi dan usaha kecil. Upaya ini bertujuan untuk memberdayakan umat agar mandiri secara ekonomi, menjembatani kesenjangan sosial, dan memperkuat basis ekonomi pesantren dan madrasah (Lubis, 2013).
Ulama-Ulama Perti Ternama di Nusantara
Perjalanan Perti diperkaya oleh kontribusi para ulama kharismatik yang memiliki pengaruh luas. Salah satu pendiri dan tokoh sentral adalah Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Inyiak Canduang), yang merupakan arsitek utama model pendidikan Perti dan ulama besar Syafi’iyah. Selain itu, ada Syekh Muhammad Jamil Jaho (Inyiak Jaho), yang turut mengembangkan pendidikan Perti. Di tingkat nasional, nama seperti H. Sirajuddin Abbas dan Haji Ruslan Abdul Gani pernah berperan sentral dalam memimpin organisasi dan kancah politik, menjembatani aspirasi umat di parlemen (Effendy, 2015). Pengaruh ulama-ulama ini melampaui batas geografis Minangkabau, menyebar ke Riau, Aceh, Jambi, dan Jawa, menegaskan status Perti sebagai organisasi dengan cakupan Nusantara.
Perti: Harapan Umat dan Bangsa
Di tengah dinamika keagamaan kontemporer, Perti memiliki peran strategis sebagai kekuatan moderat. Komitmennya pada tradisi keilmuan Islam yang kaya dan penolakannya terhadap ekstremisme menjadikannya penjaga nilai-nilai moderasi beragama (Shihab, 2007). Dalam konteks kebangsaan, Perti diharapkan terus menjadi mitra pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan yang inklusif dan mempromosikan persatuan. Peran Perti sebagai Jam’iyyah (organisasi) pendidikan harus diperkuat untuk menghadapi tantangan disrupsi teknologi dan infiltrasi ideologi transnasional. Dengan mengembalikan fokus utamanya pada pendidikan (Tarbiyah), Perti dapat terus berkontribusi pada penciptaan sumber daya manusia yang unggul, religius, dan nasionalis.
Penutup
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) adalah warisan sejarah yang berharga, sebuah suara pendidikan Islam yang bermula dari Ranah Minang dan bergema di seluruh Nusantara. Sejak 1928, Perti telah membuktikan dirinya sebagai organisasi yang adaptif, teguh dalam prinsip pendidikan Islam, dan aktif dalam perjuangan kebangsaan. Kontribusinya dalam pendidikan, dakwah moderat, dan pemberdayaan sosial-ekonomi menjadikannya pilar penting bagi kemajuan umat dan bangsa. Tantangan masa depan menuntut Perti untuk memperkuat basis pendidikannya dan terus memainkan peran sentral sebagai penjaga moderasi, sehingga cita-cita mencerdaskan bangsa dan menjaga persatuan dapat terus terwujud.
Selamat kepada PD Perti Provinsi Jambi dan PD Perwati Provinsi Jambi, yang dikukuhkan sebagai pengurus periode 2025-2030, tanggal 22 Oktober 2025. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Lukman Hakim, MPdI. Dan ibu Hj. Dr. Ratnawati Mukhtar, yang dilantik oleh Ketua Umum PP Perti Drs. H. Sarfi Hutauruk, MM dan ketua umum Perwati Ibu Hj. Asdirwati. Barakallah.
(Penulis Wakil Ketua Umum Perti Pusat)
Daftar Pustaka:
Buku
Azra, A. (1999). Eskatologi Islam dan politik: Peran ulama dalam sejarah perjuangan bangsa. Bulan Bintang.
Dhofier, Z. (1982). Tradisi pesantren: Studi tentang pandangan hidup kyai. LP3ES.
Effendy, B. (2015). Perti: Sejarah dan perjuangan. Gema Insani Press.
Noer, D. (1990). Gerakan modern Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES.
Steenbrink, K. A. (1994). Kawan seiring: Perjalanan reformasi sosial dan intelektual Islam di Indonesia. Pustaka Jaya.
Jurnal:
Lubis, A. Y. (2013). Peran Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dalam pendidikan Islam di Sumatera Barat. Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 1-20.
Shihab, M. Q. (2007). Moderasi beragama dalam pandangan Perti. Jurnal Studi Keislaman, 1(2), 50-70.