Oleh : Muhammad Yaser Arafat*
Saat mengingat masa kecil, ada yang sepertinya sulit untuk di lupakan. Karena masa kanak-kanak adalah penuh dengan warna kegembiraan dan pencerahan. Kenangan indah dan penuh cahaya hati itu Salah satunya adalah ketika orang tua, guru ,imam dan para pemuka agama menyerukan anak-anaknya pergi ke masjid untuk sholat dan mengaji. Selalu terdengar seruan “ayo ke masjid”. saat suara azhan magrib berkumandang di masjid setiap hari.
Begitulah kiranya seruan banyak orang tua, guru, imam dan para ulama dimasa lalu yang sampai hari ini masih terekam dalam ingatan…bahkan bukan hanya di suruh sholat ke masjid, tapi juga ada wasiat yang selalu harus di ingat yaitu “apabila ada bencana, wabah, musibah dan bahaya besar masuklah ke masjid”.
Kalau kita berada di dalam masjid, kita akan selamat karena di masjid ada maalaikat-malaikat allah yang berjaga di dalamnya..Tanpa di pikir dan ditanyakan kebenaranya, semua wasiat itu sepenuhnya di yakini.
Begitulah kiranya kedudukan spiritual masjid yang menggambarkan menyatunya hati dan fikiran kita dengan keutamaan serta keajaiban masjid dalam menapaki hari-hari, Dalam berbagai peristiwa alam dan kemanusiaan yang telah dan pernah terjadi di muka bumi ini keajaiban masjid sering kali kita jumpai. Ketika gempa bumi dahsyad melanda, yang mengakibatkan runtuh dan hancurnya gedung dan bangunan.
kita takjub menyaksikan masih ada masjid yang berdiri kokoh tak ikut roboh. Seakan tak dapat di percaya dan di luar nalar akal manusia menyaksikan masjid yang tak terusik seperti tak ada gempa. Inilah salah satu bukti kebenaran dari wasiat para ulama,imam dan guru serta para orang tua terkait keajaiban masjid yang di jaga malaikat itu.
Namun kenyataan mengguncang kita di tahun 2020 ini dimana hari-hari yang berlalu berbalik 180 derajat. Ulama, imam, guru, dan orang tua hampir semuanya ramai menyerukan larangan datang ke masjid.mengapa? Ternyata wabah penyakit menular bernama corona virus yang menjadi pemicunya. Virus yang telah menyebar hampir keseluruh negara di dunia ini telah menelan banyak korban manusia yang jatuh sakit dan dapat berujung pada kematian.
Orang-orang dilarang untuk berkumpul dalam kerumunan masa yang banyak karena di khawatirkan dapat menjadi media penularan virus,Dampak luas dari wabah ini membawa kita bertemu masa di mana ada pelarangan orang-orang untuk sholat berjamaah ke masjid.
Ironisnya di negara muslim yang menyerukan meninggalkan masjid justru para Ulama dan pemuka agama Islam sendiri. Sementara dinegara non muslim pemuka-pemuka agamanya masih ada yang asyik dan terus beribadah bersama jamaahnya.
Kini seakan masjid di gambarkan menjadi tempat yg mengkhawatirkan bukan tempat yang menenangkan. Kini banyak masjid menjadi tempat yang di jauhi bukan yang harus di dekati. Padahal sudah 1400 tahun lebih Rasulullah Muhammad.SAW, menegakan masjid sebagai episentrum kehidupan umat islam yang saat itu tak pernah di tinggalkannya. Tak terbayang sebelumnya,oleh karena wabah corona ini masjid menjadi kosong tidak ada yang sholat berjamaah lima waktu lagi..Tak ada tarikan nafas, tak ada denyut nadi, tak ada detak jantung ,tak ada derap langkah kaki lagi di dalam masjid…Masjid tidak lagi di masuki oleh ramainya jamaah untuk melaksanakan sholat jum’at.
Keheranan dan penasaran yang amat sangat muncul di benak orang-orang yang hatinya terpaut di masjid.Mungkin bermacam-macam pertanyaan muncul apakah masjid telah kehilangan kesuciannya? Apakah masjid tidak lagi di kunjungi malaikat.? Apakah masjid tak lagi memiliki keajaiban? Apakah meninggalkan masjid akan selamat dari virus corona yang mematikan? Sampai kapan wabah virus lenyap,? Dan sampai kapan kaum muslimin meninggalkan masjid.? Apakah kita tidak mengingkari perintah allah ketika kita tidak ke masjid bahkan lari dari masjid…? Dan banyak lagi pertanyaan yang dapat di munculkan serta membutuhkan jawaban.
Sebagai muslim Alqur’an adalah petunjuk jalan hidup .Terkait sholat berjamah di masjid telah jelas di dalamnya.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰۤى اُولٰٓئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 18)
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَا سْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۗ ذٰ لِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 9)
Dari ayat di atas Jelas dan terang perintah sholat berjamah yang merupakan kewajiban bagi kaum muslimin. Bahkan perintah allah menyuruh kita meninggalkan pekerjaan dan urusan dunia untuk melaksanakan sholat jum’at.
Lantas mengapa kita dengan gagah beraninya meninggalkan sholat berjamaah dan meniadakan sholat jum’at di masjid ? Tidak kah kita merasa bersalah di hadapan allah?
Apakah rasa ketakutan terhadap virus yang di anggap mematikan oleh manusia itu membolehkan kita Mengingkari perintah allah..? Benarkah alasan menghindari penyakit dan kematian yang membuat harus menutup dan meninggalkan masjid. Coba kita renungkan ayat Al.Qur’an yang berikut ini:
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِ نَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَا لشَّهَا دَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
“Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 8
Yakinlah bahwa apa yang terjadi di muka bumi hari ini adalah dalam pengendalian allah seluruhnya. Dan wabah virus corona yang menular ini adalah ujian dari allah bagi orang-orang yang beriman. Al.Qur’an kembali menjelaskan :
مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah”
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)
Semoga kita mendapat hikmah dan rahmat serta keselamatan dari allah SWT dalam menghadapi wabah corona virus ini. Mari kita berdoa pada allah terus menerus jangan sampai terputus agar wabah virus menular ini segera berakhir.
*penulis adalah mantan ketua KPU provinsi Jambi dan sekarang berdomisili di Australia