Oleh : Ahmad Harun Yahya, M.Si
JARIJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL –Sebuah pemandangan yang lumrah menjelang perhelatan akbar (pemilu) di mulai. Tiap kali menjelang Pemilu dimulai khususnya pilkada daerah, masyarakat kerap terperdaya dengan kemasan atau pencitraan yang dilakukan tokoh-tokoh politik melalui spanduk yang ditebar di setiap persimpangan jalan dan baliho raksasa yang siap menyita perhatian pengguna jalan raya. Tidak hanya itu, dunia maya (media sosial) juga dipenuhi akun-akun tim sukses, masing-masing akun bahkan berlomba-lomba mengkampanyekan kandidatnya, semua bergerak dengan pola yang sama, perang foto kandidat dan perang “tag line” politik.
Sudah saatnya, kita masuk pada babak baru dunia politik. Partai politik dan kandidat kepala daerah dan juga tim sukses jangan selalu terjebak pada politik pencitraan, politik tidak boleh meninggalkan esensinya yaitu untuk mencerdaskan masyarakat, maka merupakan tanggung jawab moral bagi partai politik, tim sukses dan kandidat kepala daerah untuk menghadirkan politik yang berbasis gagasan.
Menghadirkan politik gagasan harus menjadi komitmen kita semua. Dengan politik yang penuh gagasan, maka persoalan tua dan muda, ulu-ilir, ulama dan birokrat tidak akan lagi menjadi persoalan dan bahan perdebatan kosong tanpa isi. Apabila pada pemilu 2020 kali ini tidak berisi politik gagasan dan hanya berisi politik pencitraan, Itu artinya kita akan terus berada pada level politik yang rendah. Di beberapa daerah dengan tingkat kematangan demokrasi yang tinggi berpolitik dengan adu ide dan gagasan, kita justru masih berkutat dan terjebak pada seberapa populer dan seberapa tinggi elektabilitas calon yang akan di usung.
Kondisi demikian harusnya menjadi bahan bagi partai politik dalam memilih kandiat yang akan di usung, pilih dan usunglah kandidat yang jelas ide dan gagasannya, sejauhmana ia memahami persoalan dan solusi apa yang ia tawarkan. Pemilu harus di isi dengan politik gagasan, adu solusi terkait persoalan daerah yang sedang dihadapi. Ranah ide dan gagasan sudah seharusnya menjadi prioritas utama dalam politik, dan menjadi indikator kepentingan dalam setiap perhelatan pilkada.
Masyarakat dan daerah ini membutuhkan pemimpin yang memiliki inovasi, gagasan, dan revolusioner. Level politik kita harus naik kelas. Politik kita tidak lagi berada hanya dalam ranah citra, popularitas, atau bahkan ranah politik uang. Membawa politik berbasis gagasan ke dalam arena politik, artinya kita menyingkirkan hal-hal yang membuat gelaran demokrasi tersebut tidak elok dan tidak bermartabat. Sudah semestinya para kandidat calon kepala daerah dan tim sukses bicara solusi beberapa persoalan dalam pembangunan ekonomi, pembangunan SDM, persoalan kemiskinan, pengangguran yang kesemuanya itu masih menjadi persoalan serius hingga saat ini, bukan terjebak pada politik pencitraan demi memperoleh kemenangan.. Kandidat yang memiliki gagasan menandakan ia memiliki prinsip dan road map yang jelas ketika memimpin. Dengan kata lain, pembangunan daerah yang dipimpinnya sudah ada di pikirannya berikut dengan langkah-langkah rasional yang akan dilakukan.
Bukankah sejarah telah mencatat, bahwa republik ini berdiri diawali dengan politik gagasan yang dibawa oleh para founding fathers, baik Soekarno, hatta, Tan Malaka, maupun Sutan Syahrir dan lainnya. Soekarno, Semaun, Muso, Kartosuwiryo Tirto Adi Suryo, Agus Salim, Tan Malaka, Wahid Hasyim dan tokoh gerakan waktu itu berdebat keras tentang negara dan masyarakat. Mereka bertengkar hebat tentang dasar negara saat kondisi Indonesia masih dalam ancaman Belanda.
Mereka beradu gagasan tentang nation-satate, republik, federasi dan demokrasi dengan bekal tumpukan buku. Masih ditambah lagi perdebatan untuk menentukan ideologi negara mulai dari sosialisme, komunisme, islamisme hingga menelurkan pancasila sebagai dasar negara yang dianggap finish hingga sekarang. Ini adalah bukti bahwa sejak awal pendirian negara, rakyat kita di didik dengan politik kelas tinggi yang kaya ide dan gagasan.
Kita tentu sangat berharap pemilu 2020 nanti membawa angin perubahan untuk perbaikan dan kemajuan daerah yang kita cintai. Untuk itu, Mari kita rawat akal sehat kita dengan menghadirkan politik gagasan. Salam Akal Sehat!