PERAN AGAMA DALAM POLITIK DI INDONESIA
Oleh : Muttaqin Hari Wibowo
“Standarisasi kebenaran bukan saja agama tapi keadilan. Maka, jika disebuah negeri sudah tidak ada keadilan, Maka perlu dipertanyakan, apakah ada agama di negeri itu?”
AGAMA dan POLITIK
Perselingkuhan agama dan politik bukanlah hal yang negatif sebagaimana secara umum kita pahami. Akan tetapi hal ini akan menjadi negatif jika politik dijadikan alat untuk kepentingan agama tertentu saja, padahal semua agama mempunyai kepentingan yang sama, yaitu membawa umat manusia pada kedamaian selama hidup didunia . Hal ini akan lebih menarik jika kajian ini kita fokuskan pada satu satu objek saja, tentunya dalam hal ini Negara Indonesia.
Peneliti Independen David C. Leege mengatakan setidaknya ada tiga faktor mengapa agama memenuhi fungsi dasar sebuah budaya dari perspektif kelompok-kelompok dan individu-individu.
Pertama , Identitas, agama mengatakan pada kita, siapa kita dan siapa saya ?. Kedua, norma-norma agama mengatakan bagaimana seharusnya kita bertingkah laku.
Ketiga, pemeliharaan tapal batas, agama mengatakan kepada kita, kita siapa dan perilaku apa saja yang bukan “bagian dari kita?”. Sebab itulah agama mempunyai arti penting yang lebih besar bagai para pemeluk agama dari pada identitas, norma, atau batas-batas sosial lainnya.
Karena ia mengklaim jawabannya sebagai sakral, abadi, penuh dengan makna puncak hidup. Selanjutnya jika kita refleksikan dengan Negara kita Indonesia, kita akan kembali pada paragraph awal dari tulisan ini, dengan membalik pertanyaannya “Sejauh mana peran Agama dalam kancah politik di Indonesia”, Maka secara jujur harus kita akui, agama tidak berperan dalam kancah politik di Indonesia.
Setiap putaran kampanye di negeri ini selalu ada nyawa simpatisan yang melayang, ditambah lagi berbagai kecurangan selalu menjadi bumbu. Sejauh ini agama hanya dijadikan pemanis jualan didalam politik.
Partai-partai yang berbasis agama juga gagal total dalam mengimplementasikan keluhuran ajaran agama. Terlalu banyak fakta yang sudah membuktikan bahwa partai politik hanya menjadikan agama sebatas identitas untuk meraih jumlah suara. Dalam praktek lainnya agama juga tidak mampu menuntun mereka untuk mengatakan kebenaran.
Dari paparan singkat ini bisa kita refleksikan bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan, agama tidak anti politik dan politikpun tidak anti nilai-nilai agama, karena politik adalah hal yang luhur sedangkan agama selalu mengajarkan tentang nilai-nilai keluhuran, tinggal bagaimana manusia memperlakukan keduanya.