JARIJAMBI.COM – SUNGAI PENUH – Pemandangan tumpukan sampah kembali hiasi wajah pusat Kota Sungai Penuh. Kabar yang beredar, petugas pembersih sampah sedang mogok kerja. Alasannya meminta kenaikan upah atau gaji.
Tumpukan sampah mulai terlihat parah pada Jumat (5/11) sejak pagi. Menurut informasi yang dihimpun, sampah disejumlah titik dalam Kota Sungai Penuh, sudah dua hari tak diambil.
Biasanya jam 08.00 Wib sampah yang dibuang masyarakat dibeberapa titik, sudah dibersihkan. Karena memang aturan baru mekanisme buang sampah sudah ditetapkan, mulai pukul 18.00 Wib sore sampai pukul 08.00 Wib pagi untuk pusat kota dan 07.00 Wib untuk diluar pusat kota.
“Hari ini sudah hari ketiga sampah tidak diambil. Sudah menumpuk banyak. Seperti di pasar Tanjung Bajure, taman jalan Desa Gedang, depan Mesjid Raya, dan sejumlah tempat lainnya,” ungkap warga.
Bahkan di pasar Tanjung Bajure, akibat tumpukan sampah, membuat sejumlah pengendara sepeda motor terjatuh. “Sudah 9 pengendara roda dua terjatuh melewati jalur ini (Tanjung Bajure,red),” dikutip dari unggahan facebook akun Maidi Anda, disertai foto dan video.
Sementara itu, alasan petugas sampah tidak melaksanakan tugas, karena meminta tambahan upah. Untuk saat ini, upah petugas sampah sebesar Rp 50 ribu untuk 1 hari, dengan sistem kerja dua kali shift atau dua kali pengambilan sampah.
“Petugas meminta kenaikan menjadi Rp 100 ribu per hari, dengan mekanisme untuk 1 kali bekerja Rp 50 ribu,” ungkap sumber, kepada media ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Hairul, dikonfirmasi terkait persoalan tersebut menjelaskan, sampah yang menumpuk akan segera dibersihkan menggunakan alat berat.
“Sekarang sudah mulai untuk dibersihkan dengan alat berat. Hari ini selesai dibersihkan,” ungkapnya.
Ditanya apakah petugas sampah sedang mogok kerja ? Dia mengaku petugas tidak mogok kerja. “Bukan mogok kerja, sekarang mereka sudah kumpul,” ungkapnya.
Lantas, apakah benar petugas meminta kenaikan upah ? Hairul membenarkan adanya aspirasi petugas mengenai kenaikan upah atau gaji.
“Ya, kita tampung dulu aspirasinya, kita bahas dan kita bicarakan dulu,” katanya.
Fajran, Ketua DPRD kota sungai penuh saat dihubungi media jarijambi.com terkait dengan petugas kebersihan mogok bekerja, untuk melaksanakan tugas pengambilan sampah yang menumpuk di kota sungai penuh sudah tiga hari ini. Ia sangat menyangkan kejadian tersebut.
“ini sangatlah menyanyangkan untuk tidak bekerja, apa pun permasalahan dengan adanya informasi tentang mintak kenaikan gaji, tentu ada proses yang harus kita bicarakan. proses untuk kenaikan gaji yang di ajukan, tentu tugas pengambilan sampah pun dijalankan jangan kita mogok bekerja, makin hari makin bertambah ssmpah kalau tidak diambil, saya selaku Ketua DPRD kota sungai penuh, wakil rakyat ,mengimbau kepada petugas kebersihan segera lah untuk menjalankan tugas untuk mengambil sampah, semua masalah tidak ada yang tidak selesai, selagi itu untuk kita bersama, tentunya butuh proses apalagi yang berkaitan dengan anggaran, tentu ada aturannya,” sebut fajran.
Sementara itu salah satu petugas kebersihan mengatakan, wajar jika meminta kenaikan gaji karena banyak jenis sampah yang diambil.
“wajar kami dari petugas mintak tambah gaji. kerja kami ini, mengambil bermacam-macam bentuk sampah yang kami ambil. kalau aroma busuknya tidak bisa kami sampaikan lagi. Tapi apa boleh buat ini sudah tugas kami, mohon perhatian dari pemerintah kota Sungai Penuh,” sebut petugas kebersihan (*Jon)