Jelang Indonesia Lawan Filipina, Eforia STY Menimbulkan Lara Nan Tidak Pernah Juara…
Catatan: Mursyid Sonsang (Wartawan Senior dan Pemerhati Sepak Bola)
Sejak Shin Tae Yoong ( STY ) menjadi pelatih Timnas Indonesia tahun 2020 lalu, belum pernah tim Garuda mencicipi juara di turnemen apapun. Baik level U-23 maupun Timnas Senior.
Sebut saja piala AFF paling tinggi prestasinya masuk final dan hanya jadi juara kedua. Begitu juga level Sea Games hanya dapat medali perunggu. Tapi kita harus akui juga keberhasilan STY hanyalah melolos lolosankan saja dan menaikkan peringkat FIFA.
Prestasi terbaru yang disambut eforia seluruh masyarakat Indonesia saat Timnas U-23 dalam Piala Asia tahun 2024 lalu lolos ke babak semifinal. Kemudian diikuti naiknya peringkat Indonesia di FIFA dari peringkat 175 ke 132.
Keberhasilan STY ini tidak terlepas dari bantuan pemain naturalisasi. Pengamat sepakbola mengkritik keras STY, gagal selama menangani timnas Indonesia. Lebih mengutamakan pemain naturalisasi dari pemain lokal, prestasi Indonesia biasa biasa saja.
Sejak beberapa tahun terakhir PSSI gencar menatural pemain asing menjadi warga negara Indonesia. Katanya pemain yang dinatural ada kaitan dengan Indonesia, bisa dari hubungan darah kakek/nenek/orang tua atau lama tinggal di Indonesia.
Kehadiran pemain natural ini, kelihatan saat Timnas U-23 melangkah ke semifinal dalam Piala Asia baru lalu. Walau hanya menjadi juara keempat. Pola permainan dan ketahanan fisik sudah mulai mantap. Dan berhasil mengalahkan Korea Selatan di babak perdelapan final.
Ujian berikutnya dalam Pra Piala Dunia 2026. Indonesia harus lolos ke babak ketiga, membuka peluang untuk berlaga di kejuaraan dunia sepak bola paling bergengsi di jagad ini. Peluang tinggal selangkah lagi.
Posisi saat ini Indonesia rangking kedua dibawah Irak. Berada di Group F bersama Irak, Vietnam dan Filipina. Hingga saat ini Irak menjadi juara group dengan nilai sempurna tidak pernah kalah, baik di kandangnya maupun di kandang lawan. Irak sudah dipastikan lolos ke babak ketiga.
Saat ini runner-up Group F Indonesia berpeluang lolos ke babak ketiga dengan nilai 7, dua kali menang dan sekali seri dan dua kali kalah. Indonesia menyisakan satu kali pertandingan lagi melawan Filipina yang main di kandang Indonesia. Posisi ini menguntungkan Indonesia.
Saingan Indonesia adalah Vietnam diperingkat ketiga dengan nilai 6 dari dua kali menang dan dua kali kalah. Vietnam menyisakan satu kali main di kandang Irak. Dan ini tidak menguntungkan Vietnam, apalagi saat ini suhu yang panas di Irak.
Seandainya Vietnam menang lawan Irak dan Indonesia kalah dari Filipina. Vietnam lah yang lolos ke babak ketiga. Tapi kalau Vietnam kalah dari Irak dan Indonesia juga kalah dari Filipina. Maka Indonesia yang lolos.
Begitu juga kalau Vietnam seri dengan Irak dan Indonesia seri dengan Filipina, maka Indonesia yang bakal lolos. Jikalau Indonesia menang lawan Filipina sudah dipastikan lolos, walau Vietnam juga menang lawan Irak.
Pertandingan Indonesia lawan Filipina, Selasa (11/6/2024) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta sangat krusial. Indonesia harus menang untuk memastikan satu tiket lolos ke babak ketiga.
Di atas kertas, tim Garuda Senior akan menang melawan Filipina. Sewaktu bertanding di kandang Filipina beberapa bulan lalu berakhir seri. Dalam pertandingan tersebut Indonesia lebih banyak menguasai bola. Beberapa peluang terbuang percuma.
Dari head-to-head selama ini, Indonesia unggul dibandingkan Filipina. Sejak pertama kali berjumpa pada tahun 1958, sudah berjumpa sebanyak 26 kali di berbagai ajang. Indonesia menang 20 kali, lima laga berakhir imbang dan Indonesia hanya satu kali kalah.
Agar Indonesia menang lawan Filipina STY harus dari menit awal awal bermain menyerang. Ketika main dengan Irak dengan menyerang sudah bagus. Tapi STY lengah dengan serangan balik Irak serta penyelesaian akhir kurang tenang.
Inilah yang harus di perbaiki STY, ketika menyerang jangan lupa sisi pertahanan. Absennya Jordi Amat tidak ada masalah. Karena Jordi selama memperkuat timnas selalu sial.
Kwartet bertahan Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner; Asnawi Mangkualam cukup solid dan dibantu Ivar Jenner, Thom Haye dan Arhan Pratama.
Saat melawan Irak banyak peluang untuk menciptakan gol, kelihatan penyerang Indonesia masih egois dan tidak tenang. Seperti Marselino Ferdinan, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen.
Kalau STY mampu memperbaiki kelemahan ini, Indonesia akan menang besar. Semoga kita tidak lara oleh pelatih dari Korea yang hingga kini belum memberikan tropi juara itu..?