Jarijambi.com,TANJAB BARAT – Jelang bulan suci Ramadhan 1441 H, harga bahan pangan mulai mengalami kenaikan. Harga beberapa bahan pangan di pasar tradisional di dalam kota Kualatungkal naik secara bertahap.
Kenaikan harga bahan pangan mulai dirasakan sejak satu Minggu terakhir. Bawang merah misalnya, mengalami kenaikan harga dari Rp 34 ribu per Kg menjadi Rp 38 ribu, bawang putih sebelumnya Rp 36 ribu per Kg menjadi Rp 40 ribu per Kg.
Gula pasir sebelumnya harga Rp 12 ribu per Kg menjadi Rp 20 ribu per Kg.
Sedangkan untuk daging ayam potong terjadi penurunan. Biasanya dijual dengan harga Rp 30 ribu kini turun menjadi Rp 20 ribu per Kg. Sedangkan telur ayam harganya masih stabil.
Kenaikan harga bahan pangan, saat ini menjadi keluhan warga. Seperti disampaikan salah seorang ibu rumah tangga, Emi.
“Mungkin efek dari virus Corona atau Covid-19, hingga ikut mengguncang beberapa harga bahan pangan,” kata Emi, Senin (6/4/2020).
Kenaikan berapa harga pangan ini juga diamini oleh salah satu pedagang pasar tradisional Tangga Raja Ilir. “Harga gula pasir sebelumnya Rp 8 ribu per Kg-nya naik menjadi Rp 19 sampai 20 ribu,” katanya.
Dia katakan bahwa kenaikan harga gula sudah terjadi sejak satu minggu terakhir. “Kenaikan berapa bahan pangan ini sedikit menjadi keluhan para kosumen dan omset juga menurun,” jelasnya.
Selain sebabkan kenaikan harga bahan pangan, wabah corona juga berdampak pada konsumsi gas elpiji 3 Kg bersubsidi. Berdasarkan infomasi di lapangan, sudah sepekan ini LPG bersubsidi (elpiji 3 kilogram) menghilang dari pasaran, bahkan sejumlah pangkalan dikabarkan kehabisan stok.
Kelangkaan gas bersubsidi 3 Kg ini juga mulai membuat warga resah. Pasalnya, meskipun ada stok di warung harganya relatif tinggi.
Di beberapa pangkalan yang terpantau, warga masih sulit untuk mendapatkan LPG bersubsidi tersebut. Untuk mendapatkan gas bersubsidi 3 Kg dari program pemerintah itu, masyarakat harus rela antri panjang sampai berjejal-jejalan. Bahkan tak jarang mereka sudah lama antri tapi tidak kebagian.
Menanggapi hal ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjab Barat meminta pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Promosi Daerah (Perindag) tidak tutup mata terhadap kondisi ini. Dinas Perindag diminta harus segera mengambil langkah cepat untuk penyelesaian persoalan kebutuhan masyarakat itu.
“Kita mohon lah untuk dinas terkait (Perindag, red) melihat keadaan ini untuk segera mencari solusi. Jangan terkesan seolah-olah tutup mata dan telinga dengan keadaan ini,” ujar Abdul Kadir, Ketua YLKI Tanjab Barat.
Ditambahkannya, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Promosi Daerah (Perindag) tidak perlu takut untuk mengambil tindakan. “Kapan perlu lakukan razia rutin dan melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menertibkan para agen yang nakal,” ujarnya.
Ketua YLKI, Hamka sapaan akrabnya ,juga mengecam agen, pangkalan dan orang yang terlibat bermain, sehingga terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga LPG subsidi 3 Kg.
Ia juga minta pihak kepolisian bertindak menertibkan agen dan pangkalan yang nakal. “Kita minta pihak kepolisian dalam hal ini Kapolres selaku penegak hukum dan Dandim untuk memerintahkan BKTM dan Babinsa dalam pengawasan penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi agar tepat sasaran,” kata Hamka. (Isn)