Hal itu diprediksi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekononomi Kreatif (Kemenparekraf) saat Webinar Pariwisata dan Adaptasi Tatanan Baru yang diselenggarakan oleh Genpi Indonesia, Jumat (19/6/2020).
“COVID-19 ini memaksa kita untuk belajar go digital, begitupun alat transaksi sudah berubah ke arah cashless mulai dari beli makan di restoran, nonton pertunjukan, hingga membeli tiket pesawat. Kami berharap para milenial bisa menjadi pionir untuk cepat beradaptasi di era kenormalan baru, yang serba digital ke depan,” kata Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf Martini M. Paham.
Martini menjelaskan, pada saat normal baru akan ada tiga skenario traveler. Pertama, travel defense atau mereka yang berwisata tanpa memikirkan kondisi yang saat ini terjadi. Kedua, travel phobia adalah yang tidak mau berwisata. Ketiga, travel wise yakni traveler yang sangat memperhatikan banyak aspek dan terutama protokol kesehatan.
“Kami berharap Genpi bisa menjadi pionir bagi kelompok yang ketiga yakni wise traveler, serta menjadi pelaku wisata yang bertanggung jawab dan mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Martini, kaum milenial Indonesia juga diharapkan dapat membantu menyebarkan kampanye “di Indonesia aja”, lantaran pasca pandemi COVID-19, pemerintah mendorong wisata domestik berperjalanan kembali sebelum fokus menggarap pasar wisatawan mancanegara.
“Untuk itu, di era digital ini peran milenial dianggap penting untuk menyebarkan konten positif terutama di dunia digital terkait implementasi protokol kesehatan kebersihan, aman, nyaman untuk meningkatkan kepercayaan publik kembali pada Indonesia,” pungkasnya.
(Beh)
Sumber : rri.co.id
Foto dokumen ; Kemenparekraf