Tanjabbar – Siapa yang tidak kenal dua sosok Yondi Saputra dan Faido Rahman. Dua Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah dan Pendidikan Agama Islam STAI An-Nadwah Kuala Tungkal ini sedang santer dibicarakan oleh para mahasiswa dalam dunia perpolitikan kampus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal. Pasalnya mahasiswa yang saat ini duduk di semester tujuh merupakan calon presiden dan wakil presiden BEM STAI An-Nadwah Kuala Tungkal dengan nomor urut 2.
Yondi Saputra, kelahiran parit satam 17 November 1998 silam ini adalah anak yang mandiri yang di didik dengan keras oleh keluarganya. Ia sudah terbiasa hidup mandiri sejak kecil dan dengan didikan orang tua yang begitu relegius
Selama menjadi mahasiswa ia tak sekedar kuliah, tapi juga bekerja dan berorganisasi. Bahkan ia juga rela mengorbankan waktu tidurnya hanya 3 jam dalam sehari. Karena menurutnya hidup adalah untuk mencari kebermanfaatan, salah satunya adalah dengan jalan berorganisasi dan menebar manfaat.
Yondi mencalonkan diri untuk memimpin BEM untuk menjadi garda depan dengan landasan motivasi Mardhotillah yang berarti punya niat, mempunyai dorongan dari kawan-kawan teman seperjuangan kuliah baik di organisasi dan jurusan, serta dorongan dari orang tuanya yang membangun karakter keberanian, ingin maju, dan bertarung.
“Bagi saya memimpin adalah siap untuk menderita baik dari tenaga dan waktu, karena itu saya siapkan diri ini untuk mengabdikan diri untuk membangun STAI An-Nadwah Kuala Tungkal dengan memberikan inovasi baru. Kepemimpinan juga berarti keteladanan dan tanggung jawab,” kata Yondi ketika ditemui di Masjid Agung Setelah Menyelesaikan Sholat Dzuhur (1/12/2019).
Sementara itu, Faido Rahman sendiri, lahir di Desa Parit Pudin, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada 12 februari tahun 1998 lalu. Menamatkan bangku pendidikan sekolah dasar hingga SMP di desa kelahiran, selanjutnya ia melanjutkan pendidikan di MAN 1 Kuala Tungkal.
Anak laki-laki yang berasal dari desa pudin tersebut sangat gemar mendengar dan memainkan alat musik. Selain itu, ia senang berdiskusi di sela-sela waktunya.
Selama menjalani masa putih biru dan putih abu-abu (SMP-SMA) Faido aktif mengikuti kegiatan seperti Osis dan kegiatan ke olahragaan seperti sepak bola dan futsal.
Faido juga salah satu mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan seperti kegiatan Remaja Masjid Baiturrahman, Karang Taruna Desa Parit Pudin.
Selama mengenyam pendidikan SLTA dan Mahasiswa, Faido diketahui memilih hidup mandiri, karena jauh dari orang tua. Ia juga berwirausaha secara mandiri.
Bagi Yondi dan Faido, pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan. Dalam artian, pemimpin harus melayani, memotivasi, dan memberikan sebuah karya dan bukti nyata. Seorang pemimpin harus bisa bekerja keras dan membuat gebrakan-gebrakan yang baru di organisasi dan itu sangat di butuhkan oleh semua mahasiswa dalam menemukan jati diri apalagi di era revolusi industri 4.0 saat ini.
Atas dasar semangat pemimpin seperti itu, Yondi dan Faido selaku calon presiden dan wakil presiden BEM Stai An-Nadwah Kuala Tungkal untuk mewujudkan BEM STAI An-Nadwah Kuala Tungkal sebagai organisasi yang progresif, inovatif dan profesional yang terjabar dalam visi misinya dalam mencalon sebagai ketua BEM stai An-nadwah kuala tungkal.
Menurut Yondi kolaborasi seluruh mahasiswa sangat penting sebagai senjata yang sangat kuat. Bukan soal pribadi yang membuat unggul, siapa pintar siapa cerdas, tapi siapa yang mampu bekerjasama dan berkolaborasi antar satu individu dengan individu lainnya. Antar satu organisasi dengan organisasi lainnya.
“Era distruptif yang dibutuhkan saat ini adalah kemampuan kolaborasi dan kerja sama tim” tegasnya.
Dengan semangat BISA (Berintegritas, Inovatif, Solutif dan Aspiratif) Kita harus punya unsur-unsur seperti itu serta berkolaborasi melaksanakan program kerja”, papar Yondi pengagum buku politik dan ekonomi ini.
Yondi dan Faido merupakan mahasiswa yang berani dalam mengambil langkah untuk menjadi
pemimpin yang cerdas secara intelektual karena pengalaman dan pendidikan yang pernah dia alami yang menentukan arah dalam setiap pengambilan keputusan. Intelektualitas tidak hanya tercermin dari prestasi yang ditorehkan, tetapi juga harus mempunyai pengetahuan luas akan berbagai hal. Pemimpin yang cerdas secara intelektual akan memberikan pengaruh positif dalam segala tindakannya.
Penulis yakin bahawa yondi dan faido akan memberikan ide-ide brilian untuk kampus Stai an-Nadwah kuala tungkal dalam setiap kegiatan keorganisasian. Inovasi dan kreatifitas yang mereka punya akan semakin menggairahkan atau memotivasi para mahasiswa untuk terus berkembang. Intinya yondi dan faido akan jadi teladan bagi para mahasiswa dan mahasiswi untuk memacu diri mereka menjadi insan yang berkualitas.(*/pandanganmhasiswa)