Parah, Kerjaan Proyek Rigid Beton Disoal, Ini Sebabnya
KUALA TUNGKAL, JJ – Pelaksanaan kegiatan proyek Peningkatan Skala Kawasan (Rigid Beton) Kelurahan Kampung Nelayan, Kecamatan Tungkal Ilir dinilai syarat kejanggalan dan pekerjaan ini juga diragukan kualitasnya karena diduga rekanan tidak memiliki dukungan alat. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif LSM Petisi, Syarifuddin AR saat dihubungi media via telpon selulernya. Ia menegaskan, Pihak Dinas terkait dinilai lalai, lantaran bisa meloloskan pemenang tender yang diduga berbohong tentang kepemilikan dukungan alat mobilisasi. Seharusnya pihak panitia bersikap profesional dalam menjalankan suatu kegiatan.
“Artinya, dia (rekanan pelaksana-red) tidak layak sebagai pemenang. Karena pada pembuktian alat itu artinya dia tidak memiliki sama sekali. Itu di BQ harus menggunakan dukungan alat, jadi disini kita menilai panitia tidak siap atau tidak bagus, karena bisa meloloskan perusahaan yang tidak memiliki dukungan alat,” tegasnya.
Syarifuddin juga mempertanyakan kinerja konsultan pengawas yang jarang terlihat di lapangan terutama saat pelaksanaan kerja.
“Pihak konsultan dan teknis dinas jarang di lapangan. Ini juga patut dipertanyakan, karena menyangkut tugas dan kewajiban mereka. Seharusnya pengawas dan pihak dinas ada di lapangan terutama saat tahapan – tahapan fisik dilaksanakan,” imbuhnya.
Sayangnya, pihak Dinas Perkim Tanjab Barat selaku pengguna anggaran belum bisa dimintai keterangan, Kepala Dinas tidak ada ditempat saat awak media menyambangi kantor Dinas Perkim, Senin (09/09/2019) siang.
Sms dan chat yang dilayangkan media via Whatsapp juga belum mendapat respon dari yang bersangkutan.
Diberitakan sebelumnya, Cor Beton Jalan Tak Pakai Mobil Mixer, Proyek di Kampung Nelayan Dipertanyakan
Sebelumnya juga pernah diberitakan, Pembangunan/Peningkatan Skala Kawasan Kelurahan Kampung Nelayan yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2019 Kabupaten Tanjung Jabung Barat menjadi sorotan.
Pasalnya, pekerjaan bernilai kontrak Rp.1.951.052.155,12,- yang dikerjakan oleh CV. Sinar Tungkal menimbulkan pertanyaan bagi Warga Kuala Tungkal.
Warga merasa heran dikarenakan cara kerja yang dilakukan oleh rekanan tersebut tidak seperti pekerjaan proyek yang lain.
“Kok, bawa bahan Adukkan Semennya menggunakan Mobil Dump Truck, tidak menggunakan Mobil khusus (truk mixer-red)”, tanya Warga.
Terpisah, Lembaga Swadaya Masyarakat Peneliti Anti Korupsi (LSM-PETISI) Tanjabbar, direktur eksekutif Syarifiddin.AR pun mengomentari pekerjaan proyek tersebut.
“Seharusnya, ketika dia menghampar adukan itu minimal Mixer itu sedang beroperasi, dia berputar itu, jadi sehingga adukannya rata”, anggapnya.
Ia juga mengatakan, pihak rekanan harus mengerjakan proyek sesuai didalam BQ/Dokumen.
“Jadi beberapa Spek proyek itu hanya menggunakan satu alat mobilisasi, dalam satu dokumen proyek itu harus satu mobilisasi. Artinya kan, didalam BQ/Dokumen dalam satu paket proyek itu harus Mixernya itu”, terangnya.(zal)
Perlu diketahui, pantauan di lapangan. Pihak rekanan melakukan pelangsiran Adukan Cor Beton dari Mobil Mixer ke Mobil Dump Truck. Jarak tempuh yang dilalui Mobil Dump Truck yang membawa Adukan Cor Beton berkisar 3 hingga 5 Menit untuk mencapai lokasi perkerjaan. (zal)