JARIJAMBI.COM, SUNGAIPENUH – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Nusa Sakti memulai langkah strategis Tahun Akademik 2024–2025 dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) bagi mahasiswa, Senin (11/08/2025).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Plt Ketua STIA Nusa, H. Mhd. Ikhsan, SE., MM, yang memanfaatkan momentum tersebut untuk menyampaikan pesan penting tentang peran mahasiswa dan perguruan tinggi dalam menjawab tantangan nyata di tengah masyarakat.
Dalam sambutannya, H. Mhd. Ikhsan menegaskan bahwa isu lingkungan hidup saat ini bukan lagi sebatas topik dalam ruang kuliah, melainkan telah menjadi panggilan moral dan tanggung jawab bersama.
Menurutnya, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci kini berhadapan langsung dengan persoalan besar, mulai dari penumpukan sampah yang belum tertangani optimal, degradasi hulu sungai yang mengancam sumber air, hingga potensi ekonomi bambu betung yang belum tergarap maksimal, serta masih adanya kasus stunting di sejumlah desa.
“Program Kukerta ini adalah jawaban kita. Bukan sekadar proyek, tapi gerakan kolektif yang lahir dari riset, partisipasi masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor dalam kerangka Quadruple Helix. Di sinilah perguruan tinggi bukan hanya menjadi menara gading, tapi menara suar yang memberi arah, menginspirasi perubahan, dan menyalakan semangat gotong royong,” terangnya.
Ia menambahkan, nilai akademik sejati tidak cukup diukur dari publikasi atau indeks sitasi, tetapi dari keberanian membawa ilmu pengetahuan ke tengah masyarakat, mengubah teori menjadi aksi nyata, dan memastikan visi JUARA, Jujur, Adil, Sejahtera, benar-benar hidup dalam kebijakan, perilaku, dan kerja lapangan.
Menariknya, Ikhsan juga menyelipkan refleksi terkait dinamika internal kampus pasca pemilihan Ketua STIA. Ia mengibaratkan demokrasi di kampus seperti musim yang datang silih berganti, dan menekankan pentingnya persatuan pasca kompetisi.
“Pohon bambu betung yang kuat itu bukan karena batangnya berdiri sendiri-sendiri, melainkan karena akarnya saling mengikat di bawah tanah. Jangan sampai setelah pemilihan, akar-akar itu terputus oleh ego dan kepentingan kelompok. Kita adalah satu rumpun, satu kampus, satu misi,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk menanggalkan sekat-sekat kelompok dan bersatu menjaga soliditas, dengan menempatkan kepentingan lembaga di atas segalanya. Menurutnya, kampus pun seperti lingkungan, akan rapuh jika dibiarkan terkotak-kotak.
Lebih jauh, Ikhsan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah yang responsif, dunia usaha yang inovatif, masyarakat yang partisipatif, dan akademisi yang visioner. Dengan kolaborasi tersebut, ia optimistis persoalan sampah, hulu sungai, dan stunting dapat diatasi sekaligus menciptakan ekosistem sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Akhirnya, saya mengajak kita semua untuk menjadikan program ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi warisan kolektif bagi generasi mendatang. Sebab, menjaga lingkungan dan menjaga persatuan kampus adalah dua sisi dari mata uang yang sama, amanah yang tidak boleh kita khianati,” pungkasnya, sembari menegaskan dukungan penuh STIA Nusa Sakti terhadap program pembangunan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh melalui sinergi Kukerta mahasiswa. (*)