JariJambi.com – Saya percaya dalam politik harus sabar dan mengikuti sistem seperti tangga, harus pelan-pelan dan selalu belajar, seperti mengikuti air mengalir saja. Kalau Allah sudah bertakdir, tidak ada manusia yang sanggup melawannya. Manusia hanya berusaha dan berdoa.
Saya masuk organisasi atau partai politik ini seperti saya masuk ke organisasi-organisasi lainnya: Saya suka menambah pergaulan dan jaringan. Bukan ngotot mengejar kekuasaan.
Ayah saya dulu juga begitu, selama bertahun-tahun menjadi bendahara Partai Golkar, beliau tidak mau menjadi “apa-apa”. Tidak pernah menjadi anggota DPRD. Bahkan, kalau beliau mau, periode pertama Usman Ermulan menjadi Bupati Tanjab Barat, yang pertama kali ditawari menjadi wakil adalah ayah saya, sebelum Pak Usman memilih Pak Syafrial.
Tapi orang tua saya menolak. Padahal dulu, saya masih ingat, Pak Usman dan beberapa tokoh datang langsung menemui ayah saya meminta untuk menjadi Wakil Bupati. Ayah saya tidak mau. Beliau berpolitik benar-benar karena pergaulan saja.
Saya tidak ngotot. Waktu saya diminta Pak SAH menjadi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi menggantikan Rocky Candra, banyak yang bilang saya melakukan manuver ke sana kemari. Padahal tidak sama sekali.
Pak SAH sendiri yang awalnya menyampaikan kebijakan partai hendak mengganti jabatan Wakil Ketua karena beberapa pertimbangan. Dan beliau mempercayakannya kepada saya karena saya berpengalaman sebagai ketua DPRD Tanjab Barat. Saya orang lama di Gerindra dan selalu jadi kader terbaik dalam setiap diklat. Tidak ada menuver untuk menjatuhkan kawan, apalagi dari partai saya sendiri.