Suhu panas politik Pilpres di Tanjung Jabung Barat pasca Pemilu Serentak 2019 sepertinya mulai mendingin. Topik politik Pilpres yang semula ramai dibicarakan di warung kopi dan jagat dunia maya mulai beralih menjadi sebuah topik baru yaitu Pilkada Tanjung Jabung Barat 2020. Di media sosial dan warung kopi kita bisa membaca dan mendengar sejumlah nama yang diperbincangkan dan dianggap memiliki potensi untuk maju sebagai bakal calon Bupati dan wakil bupati Tanjung Jabung Barat.
Saya menilai, bahwa betapapun panasnya suhu politik menjelang Pilkada Tanjung Jabung Barat 2020 nanti, kita tetap harus memastikan bahwa pilkada tidak hanya sekedar ajang suksesi kepemimpinan semata. Tapi kita perlu memastikan pilkada 2020 di isi dengan gagasan-gagasan cerdas, sehingga rakyat mendapatkan edukasi politik dengan baik dan dapat menentukan pilihan dengan keyakinan bahwa pemimpin yang dipilih nantinya akan menjamin kesejahteraan rakyat selama lima tahun ke depan. Karena substansi dari setiap penyelenggaraan pemilu adalah lahirnya solusi-solusi untuk memecahkan berbagai macam persoalan yang masih dihadapi oleh kabupaten tanjung jabung barat, baik persoalan ekonomi, sosial, pendidikan, kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya.
Perubahan generasi abad ini, memberikan pengaruh politik para generasi tua dan membuat generasi muda memiliki kesempatan untuk mengubah kancah perpolitikan di tanah air. Generasi Muda memiliki peluang untuk mengubah peta perpolitikan Indonesia khususnya di daerah-daerah. Kehadiran anak muda memberikan nutrisi baru dan penyegaran dalam terwujudnya perbaikan kualitas politik dan progresifitas ekonomi. Karena itu, anak muda tidak bisa hanya dianggap sebagai pelengkap dan penonton dalam setiap perhelatan pesta demokrasi seperti halnya pilkada 2020 nanti.
Secara demografi, data menunjukan bahwa jumlah anak muda di Indonesia hampir mencapai 40 %. Pun juga di Tanjung Jabung Barat, jumlah anak muda berkisar 30-40%. Jumlah ini tentu membawa harapan baik untuk perubahan Indonesia pada umumnya dan perubahan daerah Tanjung Jabung Barat pada khususnya. Apalagi, Sejarah telah membuktikan kehadiran kaum muda memiliki peran krusial dalam kancah politik dan mampu membawa perubahan positif di beberapa negara-negara dunia. Bonus Demografi adalah berkah bagi kita, apabila jumlah anak-anak muda produktif yang kita kenal dengan sebutan generasi milenial ini dapat “dimanfaatkan” secara baik. Kita boleh berkaca dari negara-negara lain, seperti korea selatan, jepang, dan lainnya yang mampu bangkit kembali setelah pernah mengalami krisis, ini dikarenakan anak-anak mudanya lah yang menjadi motor penggerak perubahan.
Untuk itu dalam menghadapi Pilkada Tanjung Jabung Barat 2020, diharapkan komposisi kepemimpinan politik tidak hanya sekedar menyerap aspirasi anak muda. Namun juga memberikan kesempatan dan mampu memastikan kehadiran nyata lahirnya pemimpin muda.
Jika kita berkaca pada hasil Pemilu Legislatif 2019 yang dilaksanakan bulan april lalu, hasilnya menunjukan hampir di setiap daerah pemilihan terpilih 1 hingga 2 orang anggota-anggota legislatif yang relatif masih berusia muda (22-40) tahun. Fakta ini tidak bisa di kesampingkan bahwa pada Pilkada Tanjung Jabung Barat 2020 anak muda tidak bisa dipandang sebelah mata dan ditinggalkan begitu saja.
Eksistensi kaum muda perlu diakui dengan memberikan kepercayaan dan kesempatan. Saya pikir di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kita memiliki tokoh-tokoh muda potensial untuk dicalonkan sebagai calon bupati atau wakil bupati Tanjung Jabung Barat pada pilkada serentak 2020. Tentu saja bukan berarti tokoh pemimpin yang lebih senior akan kehilangan muka ataupun dikesampingkan, namun sangat terbuka kemungkinan berkolaborasi karena memiliki pengalaman dan jam terbang yang berbeda.
Ahmad Harun Yahya, M.Si
(Dosen UIN Raden Fatah Palembang/STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)