JARIJAMBI.COM – SUNGAI PENUH – Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta jajarannya menggelar operasi intelijen untuk memberantas mafia pupuk subsidi. Ia meminta agar jangan ada pihak yang bermain-main dengan pupuk bersubsidi.
Menanggapi hal tersebut Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sungai Penuh kepada media Jarijambi.com mengatakan pihaknya menyambut baik arahan Kejaksaan Agung dalam hal operasi intelijen pemberantasan mafia pupuk subsidi.
“Iya, bapak Jaksa Agung memerintahkan kepada setiap kepala satuan kerja baik di Kejaksaan Tinggi Jambi, beserta para Kajari dan juga para Kepala Kejaksaan Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri di seluruh wilayah Indonesia,” kata Sumarsono.
Ia mengungkapkan pihaknya akan segera menelusuri dan mengidentifikasi melalui operasi intelijen.
“Upaya praktik-praktik curang pupuk bersubsidi akan kami telusuri dan mengidentifikasinya,” sebut Sumarsono melalui keterangan tertulis.
Dalam hal ini katanya, Jaksa Agung meminta jajarannya untuk mencermati setiap proses distribusi pupuk bersubsidi tersebut apakah tepat sasaran. Selain itu juga meminta agar jajarannya di daerah segera menindak apabila ada pihak-pihak yang mencoba bermain terkait pupuk subsidi.
“Arahan bapak Jaksa Agung tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke lingkungan Kejaksaan Tinggi Jambi pada Jumat 07 Januari 2022,” tegasnya.
Hadir dalam acara tersebut diantaranya Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Fadil Zumhana, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi Sapta Subrata, Wakil Kejaksaan Tinggi Jambi Hermon Dekristo, Kepala Pusat Penerangan Hukum Leonard Eben Ezer Simanjuntak, Asisten Umum Jaksa Agung Kuntadi, dan Asisten Khusus Jaksa Agung Hendro Dewanto, Para Asisten, Kabag TU serta para Koordinator pada Kejati Jambi, dan Para Kajari di lingkungan Kejaksaan Tinggi Jambi.
“Kami siap mengungkap adanya mafia pupuk, rakyat butuh keberadaan pupuk,” kata Sumarsono menanggapi arahan Kejagung RI.
“Berdasarkan hal tersebut, maka untuk keberadaan pupuk khususnya pupuk bersubsidi memegang peranan penting dalam menopang prestasi Jambi sebagai lumbung pangan peringkat tiga nasional, ketahanan pangan merupakan isu strategis yang harus diamankan,” sebut Sumarsono.(*Jon)